Mei 25, 2014

Hikayat Negeri Jambi: Suntingan Teks dan Analisis Struktural


Indiyah Prana Amertawengrum, "Hikayat Negeri Jambi: Suntingan Teks dan Analisis Struktural", Tesis S-2 Jurusan Sastra Indonesia dan Jawa, UGM, (1996), 236 halaman.


Abstrak

Hikayat Negeri Jambi (HNJ) merupakan salah satu cerita rekaan dalam sastra Melayu lama yang temrasuk jenis sastra sejarah. Hikayat ini bercerita tentang kerajaan Jambi dan raja-rajanya. Pembahsan terhadap hikayat ini belum pernah ditemukan sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan unsur-unsur pembangun struktur dan keterjalinan antar unsur-unsurnya dalam hubungannya dengan makna HNJ secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan tersebut dimanfaatkan teori struktural.

Mengingat bahwa bahan penelitian ini masih berupa naskah tulisan tangan dengan huruf Arab Melayu, maka penyajian suntingan teks yang dapat dipertanggungjawabkan juga menjadi tujuan penelitian. Untuk maksud tersebut digunakan metode Edisi Naskah Tunggal dengan Edisi Standar.

Melalui analisis struktur terlihat bahwa HNJ terdiri atas beberapa unsur yang membangun satu struktur. Unsur-unsur yang dipandang menonjol dan perlu dianalisis yaitu (1) tema, (2) penokohan, (3) latar, (4) alur, (5) sudut pandang, dan (8) gaya bahasa. Selain itu, dikemukakan pula unsur motif.

Tema yang terkandung dalam cerita adalah pasang surut kerajaan Jambi karena diperintah oleh raja yang berganti-ganti dari generasi ke generasi.

Berkaitan dengan tema yang ditampilkan, HNJ menampilkan beberapa tokoh raja. Tokoh raja yang dipandang menonjol adalah Tuan Talanai, Orang Kaya Itam, Pangeran Rangas Pandak, Sultan Agung Sri Ingalaga, Sultan Gegadih, dan Sultan Abdul Rahman Anom Sri Ingalaga. Tokoh-tokoh yang diceritakan berwatak datar.

Pemakaian latar tempat dalam HNJ dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) tempat-tempat yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya peristiwa, dan (2) tempat-tempat yang hanya dirujuk. Beberapa penggunaan latar waktu antara lain terlihat pada pemanfaatan waktu yang menunjuk lama berlangsungnya suatu peristiwa dan bilamana peristiwa terjadi.

Cerita HNJ terbagi menjadi lima pasal. Setiap periode merupakan cerita sendiri sehingga HNJ terlihat sebagai cerita berangkai dengan alur yang disusun berjajar secara kronologis.

Hikayat ini diceritakan dengan menempatkan tokoh-tokoh cerita dalam posisi orang ketiga.

Cerita HNJ disajikan dengan ragam bahasa yang memberi kesan komunikatif. Untuk memperoleh efek estetis serta memberikan penekanan dan perhatian atas kesan dan pemikiran yang disampaiakan, cerita dideskripsikan melalui bahasa kiasan dan gaya bahasa retoris.

Motif yang berfungsi sebagai penggerak cerita untuk memenuhi konvensi dan memberikan pembayangan ditampilkan dalam bentuk: kelahiran, perkawinan, mimpi, nujum, fitnah, angka, pusaka, hubungan dengan luar negeri, dan laut.

Bila dilihat keterkaitan antarunsur-unsur pembentuk cerita, tampak bahwa keterkaitan antarunsur-unsur HNJ kurang begitu menonjol.[]

_______________

Sinopsis HNJ oleh Amertawengrum bisa dilihat di sini. Tesis dapat dibaca di sini.



Related post:

0 komentar: