Desember 30, 2015

Biografi H. Zubir Mukti, Sastrawan Bungo


H. ZUBIR MUKTI dilahirkan di Muarabungo pada 20 Oktober 1937. Adalah anak sulung dari pasangan H. Moekti dan Hj. Yuliana. Ayahnya berasal dari Dusun Tanjung Menanti, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Sedangkan ibunya berasal dari daerah Bayang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Ayahnya merupakan salah satu tokoh yang cukup disegani pada masa zaman penjajahan Belanda dan Jepang, yang juga dikenal sebagai penulis pada masa itu.

Sebagai anak sulung, Zubir dididik kedua orangtuanya agar selalu mandiri. Zubir Mukti menyelesaikan pendidikan SMA hanya dalam waktu dua tahun berkat kecerdasannya yang dianggap di atas rata-rata. Ia juga menguasai beberapa bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Belanda.

Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan SMA, Zubir Mukti merantau ke Jakarta dan meneruskan pendidikannya di Universitas Jayabaya dengan mengambil jurusan hukum. Waktu itu ia mulai rajin menulis dan mengirimkan tulisan-tulisannya ke beberapa harian ibukota. Termasuk cerita pendek dan cerita bersambung yang banyak dipublikasikan di majalah Detik.

Pada waktu arus politik sedang hangat di Jakarta, Zubir aktif dalam kancah perpolitikan. Ia bergabung dengan salah satu parpol, yaitu Partai Murba. Dunia politik inilah yang kemudian mengantarkan pada perkenalannya dengan H. Adam Malik dan istrinya, Nelly Adam Malik. Adam Malik waktu itu menjabat sebagai wakil presiden RI.


Karier Zubir semakin menanjak. Dia diangkat menjadi sekretaris pribadi Nelly Adam Malik. Tidak jarang Zubir mengikuti Nelly ke berbagai daerah dan luar negeri. Tugasnya sebagai sekretaris adalah mengetikkan naskah-naskah pidato sang ibu Wakil Presiden.

Zubir juga pernah menjadi anggota MPR RI pada 1968 sampai 1973. Setelah masa tugasnya berakhir, Zubir memutuskan untuk mundur dari dunia politik dan kembali menekuni hobinya di dunia sastra.


Karya-karya Zubir seperti novel dan antologi puisi banyak tidak terlacak lagi. Hanya sebagian judul novel yang dapat ditemukan di mesin pencari Google dan beberapa kerabat serta handai taulan yang masih menyimpan buku-buku karyanya.

Zubir juga menulis naskah serta menyutradarai film dan drama, di antaranya menulis naskah sekaligus menyutradarai film bersama sutradara Nya Abbas Akup pada 
1972. Film tersebut diangkat dari salah satu bukunya, Catatan Harian Seorang Gadis. Zubir pernah pula menjadi penulis naskah dan sutradara lepas drama di TVRI Jakarta pada 1980.

Pada 1981, Zubir memeroleh penghargaan sebagai pemenang juara pertama Lomba Cerita Dongeng Pengantar Tidur Anak yang diadakan oleh Ibu Tien Soeharto dan Kongres Wanita Indonesia (
Kowani). Karangannya berjudul Putri Berbudi Luhur. Karangan tersebut akhir-akhir ini dijiplak oleh salah satu penerbit ternama dan diganti judul menjadi Gadis Selendang Sutra.

Karena kecintaannya pada Bungo, tulisan-tulisannya sebagian besar selalu menceritakan tentang kampung halamannya tersebut. Pada 1985, Zubir bahkan hijrah kembali dari Jakarta menuju ke kampung halamannya dengan memboyong serta seluruh keluarganya. Di Muarabungo, dia membangun sebuah penginapan kecil yang kemudian diberi nama “Losmen Upik” di atas tanah warisan ibunya.

Selain menulis, Zubir juga aktif dalam banyak kegiatan. Dia adalah pencetus Lembaga Bantuan Hukum (
LBH) bersama salah satu sahabatnya, Adnan Buyung Nasution. Zubir juga aktif di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan menjadi koresponden beberapa surat kabar dan majalah, di antaranya Tempo dan Kompas, pada 1980 sampai 1990. 

Di kampungnya, Zubir aktif sebagai Duta Seni dan Budaya Muarabungo dan menyutradarai beberapa pergelaran seni, mengenalkan seni dan budaya Bungo Tebo ke Jambi maupun ke Jakarta pada masa Bupati H. Abdul Muthalib H.S., serta aktif sebagai sekretaris Dewan Harian Cabang (DHC) Angkatan 45 Dati II Bungo Tebo pada 1995.

H. Zubir Mukti meninggal dunia di usia 70 tahun pada 9 Juli 2007 di sebuah rumah sakit di Jakarta karena mengidap sejumlah penyakit. Dia dimakamkan di TPU Joglo, Jakarta Barat.

Dari istrinya, Waty Sedarwaty, H. Zubir Mukti dikaruniai lima anak, yaitu: Yulianti Mukti, Tofani Harchan Mukti (Enggo), Sinta Melania Mukti, Agus Arif Budiman Mukti (alm), dan Upik Laila Hanum Mukti.

Berikut beberapa judul karyanya yang masih terlacak:

1. Antologi Puisi Hening (1963)


2. Palasik (1965)

3. Manusia Harimau (1965)

4. Cindaku (1965)

5. Cintaku yang Pertama (1967)

6. Catatan Harian Seorang Gadis (1967)

7. Putri Mayang Mas (1976)

8. Amin dan Lebo (1976)

9. Amin and Lebo (versi bahasa Inggris) (1976)

10. Putri Tanjung Menanti (1976)

11. Hanumku Sayang (1976)

12. Cewek Aduhay (1976)

13. Selamat Tinggal Rakitku (1978)

14. Semesra Kabut Pagi (1978)

15. Cinta Sweet Seventeen (1981)

16. Cewek Centil (1981)

17. Ikut Ayah ke Tanah Suci (1981)

18. Surya Putera Rimbo Bujang (1983)

19. Otoi Membangun Hari Esok (1983)

20. Mewujudkan Sebuah Impian (1983)

21. Selendang Sutera Bersulam (1983)

22. Yang Muda yang Berjuang (1983)

24. Pendekar Sayang Terbuang (1983)

25. Putri Berbudi Luhur (1984)

26. Pantang Menyerah (1984)

27. Lubuk Batu Kerbau (1984)

28. Roro Mendut (1984)

29. Catatan Harian Marta (1984)

30. Petualangan ke Planet Law Ceti (1984)

31. Saudagar Gampo dari Bangko (1985)

32. Rahasia Tengkorak di Pulau Karang (1985)

33. Martha Kristina Tiyahahu (1985)

34. Cerita Bergambar (
Cergam) Pahlawan-pahlawan Srikandi Indonesia (1985)

35. Serial Detektif SAM (Serikat Anak Menteng): Misteri Sebuah Lukisan (1985)

36. Serial Detektif SAM: Membongkar Rahasia Dokter Fakun (1985)

37. Serial Detektif SAM: Rahasia Rumah di Tepi Danau (1985)

38. Petani dan Pengemis (1985)

39. Mat Dole Berhati Mulia (1985)

40. Petualangan Ke Planet Tau Ceti (1986)

41. Sejarah Peranan Hukum Adat dan Istiadat Jambi (1987)

42. Pesona Budaya Bungo Tebo: Upacara Adat Sunat Rasul (1993)

43. 50 Tahun Indonesia Merdeka: Rakyat Bungo Tebo Berjuang Mempertahankan Kemerdekaan (1995)

44. Mata Air Goa Pulang Pitu (bersama Burhanuddin Soebely, Djumri Obeng, dan Surasono) (1984)

45. Hantu Wanita Cantik Bergaun Putih (tahun ?)

46. Putri Mayang Mangurai (
tahun ?)

47. Kancil Pahlawan Air Jernih (
tahun ?)[]

_____________

Dikutip dari "Biografi Ayahku, Alm. H. Zubir Mukti" yang dimuat di blog Upik Laila Hanum
Buana K. S. mengedit ulang tulisan tersebut dan memberikan beberapa tambahan, terutama judul karya-karya Zubir, dan dimuat di Facebook miliknya, dengan judul "H. Zubir Mukti (20 Oktober 1937-9 Juli 2007): Merekam Jejak Sastrawan Nasional Putra Daerah Kabupaten Bungo yang Nyaris Terlupakan". Sumber pemuatan-ulang di sini adalah hasil suntingan Buana, juga seizin Buana. 

Penyuntingan kembali diberlakukan dalam pemuatan-ulang ini.


0 komentar: